Prestasi Belajar
kunci meraih prestasi dalam belajar . sumber gambar freyera.wordpress.com |
Kata prestasi belajar
terdiri dari dua suku kata, yaitu ”Prestasi” dan ”belajar”. Meskipun demikian
kedua kata tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Belajar merupakan membawa perubahan (dalam
arti behavior changes, aktual maupun potensial). Perubahan itu pada
pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dan perubahan itu terjadi karena
ada usaha (dengan sengaja). Prestasi adalah standart test untuk
mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari
garis-garis pekerjaan atau belajar.
Dalam kamus popular prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai. Dengan
demikian Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia
melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pendidikan adalah
usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak
didik kedewasaan. Sebagai sesuatu usaha yang mempunyai tujuan dan cita-cita
tertentu sudah sewajarnya bila secara implisit telah mengandung masalah
penilaian terhadap hasil usaha tersebut. Ada
satu kesalahan dalam pendidikan kita,
selama ini masih banyak pendidikan
yang hanya mengutamakan pendidikan brain based education. Artinya masih banyak pendidikan
di Negara ini yang hanya melihat berhasil-tidaknya suatu pendidikan dari nilai hasil belajar saja,
tanpa melihat bagaimana emosional si anak,
psikis si anak,
dan akhlak si anak.
Tujuan yang paling
tinggi bagi pendidik dan pelajar muslim adalah mendirikan agama Allah diatas
muka bumi ini, dan bekerja dengan ikhlas bagi-Nya semata. Sesuai dengan firman
Allah swt.,
Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ صَلاَتِÙŠ ÙˆَÙ†ُسُÙƒِÙŠ ÙˆَÙ…َØْÙŠَايَ ÙˆَÙ…َÙ…َاتِÙŠ Ù„ِÙ„ّÙ‡ِ رَبِّ الْعَالَÙ…ِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam,”(al-An’aam: 162).
Ini adalah tujuan yang mulia yang tak mungkin
terwujud kecuali melalui pelajar yang religius, berprestasi, dan disertai
komposisi ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan terpuji serta dengan didukung oleh
fasilitas-fasilitas material yang diperlukanya. Bukan semata dengan semangat
fanatik, emosi, dan perasaan saja.
Didapati dengan yakin bahwa prestasi ilmiah
(keberhasilan studi) mempunyai beberapa unsur, diantaranya adalah :
religiusitas yang aktif, belajar yang tekun dan pandai menggunakan
perangkat-perangkat belajar dan fasilitas-fasilitas pendidikan modern.
A. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR
bentuk penghargaan |
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (AdiSatrio, 2005: 467)
didefinisikan sebagai hasil
yang telah dicapai. Noehi Nasution
(1998: 4) menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu
proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama,
dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.
Menurut Slameto (1998 :
56) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor interen dan
faktor eksteren. Secara rinci faktor tersebut adalah sebagai berikut :
B. EVALUASI PRETASI BELAJAR
Istilah Evaluasi atau penilaian adalah sebagai
terjemahan dari istilah asing “Evaluation”. Dan sebagai panduan, menurut
Benyamin S. Bloom (Handbook on Formative and Sumative Evaluation of Student
Learning) dikemukakan bahwa: Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup
untuk kemudian dijadikan dasar penetapan ada-tidaknya perubahan dan derajat
perubahan yang terjadi pada diri siswa atau anak didik.
Kata lain yang sepadan dengan kata evaluasi dan
sering digunakan untuk menggantikan kata evaluasi adalah tes, ujian dan
ulangan. Istilah evaluasi biasanya digunakan untuk menilai hasil belajar para
siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu, seperti Evaluasi Belajar Tahap
Akhir Nasional (EBTANAS) yang kini disebut Ujian Akhir Nasional (UAN). Aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini
penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang
telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak.
aspek-aspek kepribadian yang harus diperhatikan merupakan objek di dalam
pelaksanaan evaluasi tersebut, menurut Nasrun Harahap, adalah sebagai berikut:
D. MACAM-MACAM EVALUASI BELAJAR
macam-macam evaluasi belajar |
www.bincangedukasi.com |
TEST OBJEKTIF
Tes objektif adalah tes yang
dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto, 2003:164). Tes objektif
sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang muntut proses mental
yang tidak begitu tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan
mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
Kelebihan
Test Objektif yaitu :
Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai
waktu. Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena
penilainnya bersifat objektif. Pemberian nilai dan cara menilai test
objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada
si pemberi nilai. Objektif test tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga
mudah dilaksanakan. Validity test objektif lebih tinggi dari essay test, karena
samplingnya lebih luas.
Kelemahan Test Objektif yaitu :
Murid sering menerka-nerka dalam
memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut. Memang
test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya
membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya. Tidak biasa mengajak
murid untuk berpikir taraf tinggi. Banyak memakan biaya, karena lembaran item-
item test harus sebanyak jumlah pengikut test.
MACAM-MACAM TEST OBJEKTIF |
Tes
Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa
menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa
sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam
menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
Subino, (1987:2) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat
kebebasan jawaban yang dimungkinkan dalam tes bentuk uraian, butir-butir soal
dalam ini dapat dibedakan atas butir-butir soal yang menuntut jawaban bebas.
Butir-butir soal dengan jawaban terikat cenderung akan membatasi, baik isi
maupun bentuk jawaban; sedangkan butir soal dengan jawaban bebas cenderung
tidak membatasi, baik isi maupun jawaban.
Kelebihan Test Essay yaitu:
Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan
pendapatnya sendiri. Murid tidak dapat menerka- nerka jawaban soal. Test ini
sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar yang
kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif. dll
Kelemahan Test Essay yaitu :
Sukar dinilai secara tepat. Bahan yang diukur terlalu
sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap
keseluruhan kurikulum. Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional
maupun internasional. Membutuhkan waktu memeriksa hasilnya. Dll
F. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
oleh siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi – informasi sesuai
dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran, yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami
proses belajar mengajar.
Prinsip umum dan penting dalam evaluasi belajar yaitu adanya triangulasi (hubungan erat tiga komponen) yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi. Tujuan evaluasi belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru itu sendiri. Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu mencakup kognitif, psikomotorik dan afektif.
G. DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin.
2010. Psikologipendidikan, Bandung ; PT RemajaRosdakarya. hal. 140-142
Saifudin,
Azwar.1996. pengantar psikologi intelegenci.Jogyakarta: Pustaka Pelajar