EMOSI
gambar 1. mimik emosi |
A. PENGERTIAN EMOSI
gambar 2. Sarlito Wirawan Sarwono |
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam) (yusuf, 2012).
gambar 3. carole wade |
Menurut carole wade
dalam bukunya yang berjudul psikologi
medefinisikan bahwa emosi merupakan perubahan fisiologis pada wajah, otak, dan
tubuh; proses kognitif seperti interpretasi suatu peristiwa dan kecenderungan
untuk melakukan suatu tindakan serta adanya pengaruh budaya yang membentuk pengalaman
dan ekspresi emosi. Emosi dapat berupa love, feeling dan moody. Dalam keseharian manusia selalu merasakan emosi seperti perasaaan senang, sedih, bad mood, cemas, dan sebagainya.
Contoh perbedaan emosi
antara remaja dan usia dewasa adalah seperti saat masa remaja sering mengalami
rasa bimbang mengenai rasa cinta yang mereka alami. Mereka bertanya-tanya
apakah cinta tersebut cinta sejati atau bukan. Tetapi saat berumur dewasa
dengan berfikiran yang dewasa pula mereka akan mudah membedakan antara ras
tertarik pada seseorang rasa saying, dan rasa cinta sejati yang menuntut
tanggung jawab.
B. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Emosi
C. FUNGSI EMOSI
Dalam buku (Rakhmat : 2007) dituliskan bahwa terdapat empat macam fungsi emosi menurut Coleman dan Hammen (1997), yaitu:
- Emosi adalah pembangkit energi (energizer). Artinya ketika seseorang merasakan emosi, maka tubuhnya akan tergerak untuk melakukan apa yang dirasakannya, dalam hal ini emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita. Contohnya, ketika kita takut, maka kita akan berteriak atau lari.
- Emosi adalah pembawa informasi (messenger). Fungsi ini lebih mengarah pada komunikasi intrapersonal. Maksudnya, ketika emosi itu kita rasakan pada diri kita, maka secara tidak langsung kita menyadari apa yang sedang terjadi pada diri kita atau stimuli apa yang kita dapat dari lingkungan. Seperti, ketika kita sedang merasa bahagia, berarti kita sedang memperoleh sesuatu yang kita senangi atau dapat terhindar dari sesuatu yang kita benci.
- Pembawa pesan dalam komunikasi intrapersonal dan interpersonal. Dalam berkomunikasi, pasti memiliki tujuan atau pesan yang akan disampaikan. Seperti ketika kita sedang bercerita dengan sahabat kita, dalam cerita itu terdapat cerita sedih yang membuat kita menangis bahkan sahabat kita (pendengar/komunikan) juga turut menangis.
- Sumber informasi tentang keberhasilan.
D. Upaya Mengembangkan Emosi dan Implikasinya bagi Pendidikan
1. Upaya mengembangkan emosi
Kompetensi kecerdasan emosi sangat berguna bagi seseorang untuk mengendalikan emosi diri sendiri serta emosi orang lain. Kemampuan mengembangkan emosi diri sendiri digambarkan dalam kompetensi personal yang membahas tentang sadar diri, yang mencakup bagaimana menyadari emosi diri dan manajemen diri sendiri .
2. Implikasi bagi pendidikan
E.PERKEMBANGAN NILAI, MORAL DAN SIKAP
Dari fungsi emosi yang telah dijelaskan sebelumnya terbukti bahwa emosi mempunyai suatu kekuatan yaitu energizer, maka jika kekuatan ini dikaitkan dalam proses pendidikan maka emosi ini akan memicu prestasi serta keberhasilan individu dalam pendidikan ketika individu tersebut menggunakan emosinya dengan tepat.
Gambar 4. mengajarkan kebaikan kepada anak |
Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun. Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Se dangkan menurut Gerung, sikap secara umum diartikan sebagai kesediaan beraksi individu terhadap sesuatu hal. Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Dapat diramalkan tingkah laku apa yang dapat terjadi dan akan diperbuat jika telah diketahui sikapnya.
Dengan demikian, keterkaitan antar nilai, moral, sikap dan tingkah laku akan tampak dalam pengalaman niali-nilai. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.Nilai-nilai kehidupan adalah norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, misalnya adat kebiasaan dan sopan santun. Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Se dangkan menurut Gerung, sikap secara umum diartikan sebagai kesediaan beraksi individu terhadap sesuatu hal. Sikap berkaitan dengan motif dan mendasari tingkah laku seseorang. Dapat diramalkan tingkah laku apa yang dapat terjadi dan akan diperbuat jika telah diketahui sikapnya. Dengan demikian, keterkaitan antar nilai, moral, sikap dan tingkah laku akan tampak dalam pengalaman niali-nilai. Dengan kata lain, nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh moral, baru akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut dan pada akhirnya terwujud tingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
F. UPAYA Pengembangan Moral, Nilai, dan Sikap
1. Menciptakan
komunikasi
Dalam
komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan moral.
Anak tidak pasif mendengarkan dari orang dewasa bagaimana seseorang harus
bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai-nilai moral, tetapi anak-anak
harus dirangsang supaya lebih aktif.
2.
Menciptakan iklim lingkungan yang serasi
Usaha pengembangan tingkah laku hendaknya tidak
hanya mengutamakan pendekatan-pendekatan intelektualtetapi juga mengutamakan
adanya lingkungan yang kondusif di mana faktor-faktor lingkungan itu sendiri
merupakan penjelmaan yang konkret dari nilai-nilai hidup tersebut.
G. PENYELESAIAN MASALAH
Mengungkapkan sebuah permasalahan yang terjadi terkait dengan emosi :
1. Bagaimana cara mengontrol emosi dengan cara tidak melampiaskan/menyakiti hati orang lain
2. Bagaimana cara menimbulkan kepekaan seseorang
3. Biasanya, sikap dan karakter ditentukan oleh faktor gen dan lingkungan. Lalu bagaimana cara merubah sikap negatif kita bila sikap itu merupakan pengaruh gen dan lingkungan dan kita berada dalam lingkungan tersebut
4. Bagaimana cara mengaplikasikan emosi pada diri seseorang melalui tindakan langsung
penyelesaian studi kasus di atas adalah sebagai berikut :
1. Ketika kita sedang di selimuti rasa emosi katakanlah emosi tersebut berupa rasa marah, sebal atau badmood terkadang tanpa kita sadari kita melampiaskan amarah tersebut kepada orang lain yang tidak bersalah.
Rasa
marah merupakan suatu emosi yan menunjukkan bahwa perasaan kita tersinggung
oleh seseoarang. Ketika seseorang sedang
marah, maka upaya keras untuk mengatasinya yang melibatkan kerja otot semakin
bertambah. Dalam al-quran menyebutkan penggunaaan kekerasan terhadap orang
kafir yang menentang ajaran islam, yaitu yang brbunyi:
“Muhammad itu adalah utusan Allah swt. dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir”(Q.S Al-Fath/48:29).
Ketika seseorang tidak dapat berpikir sehat akibat marah, maka sebaiknya orang tersebut tidak melakukan perbuatan yang mungkin akan di sesalinya kemudian, meredam emosi dengan beristighfar kepada Allah serta mengingat kebaikan orang tersebut agar amarah tidak semakin meledeak-ledak. Allah swt. memerintahkan agar dapat menguasai emosi marah dan memberikan maaf kepada orang lain, bahkan Allah swt. menjanjikan pahala yang besar bagi mereka yang mampu mengendalikan kemarahannya.
“dan
balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa
memaafkan dan berbuat baik maka pahalanyaatas (tanggungan) Allah swt.
sesungguhnya Dia tidak menyukai orang zalim (Q.S As-syuara/42:40)”. Dalam
ayat lain mengatakan : “tetapi orang yang
bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk
hal-hal yang di uatamakan (Q.S As-syara/42:43)”.
2. Cara menimbulkan kepekaan orang lain terhadap kita adalah dengan saling mengutarakan isi hati masing-masing. Karena orang cenderung enggan atau gengsi untuk mengutarakan isi hatinya. Rasa saling keterbukaan di sini sangat membantu untuk saling peka satu sama lain selain itu memendam ego masing-masing juga berpengaruh.3. Untuk merubah sikap negatif yang ada dalam diri individu adalah dengan cara mengetahui sebabnya terlebih dahulu, dengan mengetahui sebabnya maka kita dapat menentukan solusi yang baik untuk merubah sikap tersebut. karena tidak mungkin seseorang memiliki sikap negatif tanpa sebab yang jelas. Biasanya seseorang bersikap negatif karena ada alasan-alasan tertentu yang mendorongnya bersikap negatif.
4. Dalam mengaplikasikan emosi pada diri seseorang kita harus mampu mengendalikan diri kita terlebih dahulu. Karena jika kita sudah mampu mengendalikan diri kita sendiri maka kita akan lebih mudah untuk mngaplikasikannya terhadap orang lain.
Ahmadi Abu. 2003. Psikologi
Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Sunaro.2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka CiptaYuduf,Syamsu. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar